Belum ada lokasi untuk buku ini
Belum ada lokasi untuk buku ini
Peningkatan
harga pakan komersial untuk budidaya ikan membuat industri ini sulit berkembang, bahkan sebagian pembudidaya menutup usahanya. Harga tepung ikan sebagai bahan baku utama pakan semakin tinggi dan sulit untuk didapatkan menjadi penyebab utama pakan menjadi mahal. Tidak kurang 60—70% biaya produksi berasal dari pakan. Kondisi ini akhirnya membawa keprihatinan banyak kalangan untuk mencari solusi berupa pakan alternatif atau sumber protein alternatif dengan harapan dapat menurunkan biaya produksi tersebut. Beberapa bahan pakan alternatif yang sudah banyak digunakan antara lain, tanaman azolla, cacing tanah, ikan rucah, bekicot, atau tepung darah. Salah satu bahan pakan alternatif adalah larva serangga Hermetia illucens atau black soldier fly (BSF), yang sering disebut dengan istilah magot. Secara global, saat ini sedang tren dikembangkan paradigma baru dalam pakan yaitu "insect for food”. Hal menarik dalam proses produksi magot adalah kemampuan larva serangga ini untuk mengonversi nutrisi yang tersimpan dalam sumber yang tidak memiliki nilai ekonomis (by product) atau sampah organik menjadi nutrisi yang bernilai ekonomis penting, yaitu biomas magot. Magot dipilih sebagai bahan pakan alternatif karena memiliki protein tinggi (40—50%) serta mudah dibudidayakan massal. Budidaya magot sebagai pakan ikan juga menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Budidayanya tergolong murah dan tidak rumit. Peternak bisa menghasilkan 100—200 kg magot/hari. Anda dapat memulai usaha dengan modal minim dan lokasinya bisa memanfaatkan pekarangan rumah. Buku ini akan memandu Anda dalam menjalankan usaha budidaya magot. Isinya sederhana dan praktis sehingga mudah diaplikasikan. Buku ini merupakan hasil karya penulis dalam menekuni bidang biokonversi sejak 2004 sehingga dengan pengalaman yang cukup ini sangat diharapkan pembaca memperoleh informasi yang lengkap dan komprehensif. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai BRBIH, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan biokonversi, dan para pengusaha yang selalu men-support peneliti untuk terus mengembangkan kegiatan ini. |